*Menembus Sungai dan Air Mata, Rojas Antar Harapan ke Pesantren yang Luluh oleh Banjir Bandang*
Oleh: Purwanto, S. Ud
Aceh Utara: Selasa (16/12/2025), langkah Irwan Chandra, Founder Rojas, kembali menyusuri jalur kemanusiaan yang tak biasa. Di tengah luka alam yang masih menganga, ia memilih menembus keterbatasan demi satu tujuan: memastikan harapan tetap sampai ke tangan para santri yang nyaris kehilangan segalanya.
Perjalanan kali ini bukan sekadar jarak, melainkan ujian keberanian. Irwan harus menyeberangi Sungai Grunjuli dengan ketinggian air mencapai sekitar lima meter, menempuh jalur sejauh kurang lebih 140 kilometer, setelah Jembatan Kuta Blang terputus akibat terjangan banjir bandang. Arus deras dan sisa lumpur menjadi saksi tekad yang tak surut.
Tujuan misi kemanusiaan tersebut adalah Pesantren Baabul Ilmi di Bale Panah, Desa Dayah, Teupin Mane, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, sebuah pesantren yang ikut disapu ganasnya banjir. Bangunan hancur, ruang belajar lenyap, dan jejak kehidupan santri seolah terhapus oleh air yang mengamuk.
"Bantuan yang diberikan Rojas berupa roti, air mineral, vitamin, minyak mint, serta obat-obatan. Pesantren Baabul Ilmi dihuni sekitar 200 santriwan dan santriwati yang berhasil dievakuasi oleh warga sekitar menggunakan ban karet besar. Mereka adalah para pencari batu dan pasir yang bergerak tanpa pamrih. Kondisi pesantren hancur tak bersisa," tutur Tgk. Muhammad Wali, pengasuh pesantren, dengan suara bergetar.
Di tengah puing dan kesedihan, uluran tangan itu menjadi cahaya. "Alhamdulillah, bantuan dari Rojas sangat membantu para santri di pesantren kami," ungkap Tgk. Faisal, pengasuh pesantren lainnya, menahan haru.
Misi Rojas kali ini kembali mengingatkan: ketika alam merenggut, kemanusiaan harus menyambung. Di antara arus sungai dan reruntuhan, kepedulian menjelma doa, menguatkan langkah para santri untuk bangkit, dan menegaskan bahwa harapan tak pernah benar-benar hanyut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar