Ketika Stroke Menghentikan Gelas Terakhir."

*"Ketika Stroke Menghentikan Gelas Terakhir."


*
(Berdasarkan kisah nyata Pak Gundul)

Oleh: Purwanto, S.Ud

Kota Malang – Sebuah gelas terakhir menandai berakhirnya gaya hidup penuh risiko yang dijalani Pak Gundul, seorang pria yang dikenal luas di kalangan dunia malam. Bukan karena prestasi, tetapi karena keberaniannya, ia dikenal sebagai operator kafe minuman keras sekaligus pemborong proyek yang sukses. Namun, stroke mengubah segalanya.

Pak Gundul adalah sosok yang hidup dalam rutinitas ekstrem: rokok, alkohol, musik keras, dan tidur larut malam. Minuman keras bukan sekadar hiburan baginya, tapi sudah menjadi bagian dari hidup—diminum pagi, siang, dan malam. Hidup penuh tawa keras bersama teman-teman dari lingkungan keras, hingga satu malam menjadi titik balik segalanya.

Setelah menenggak minuman favoritnya, ia mendadak lemas. Mulutnya miring, tangannya tak bisa digerakkan. Serangan stroke pertama tidak membuatnya kapok. Namun serangan kedua benar-benar menjadi tamparan keras. Ia terbaring tak berdaya, hanya ditemani sang istri yang tetap setia merawat: memandikannya, menyuapinya, dan membangkitkan semangat hidupnya kembali.

Dalam kondisi tersebut, perlahan muncul keinginan untuk sembuh. Ia mulai berolahraga rutin dan menjalani terapi tradisional. Kepada  terapis Qi Jawara, ia membuka lembaran hidupnya: masa lalu yang kelam, pergaulan dunia malam, dan rasa syukur yang kini mengisi hari-harinya. "Tinggalkan saja saya, karena saya sampah masyarakat yang tak berguna," katanya suatu hari, mengingat keputusasaan terdalamnya.

Kini, tepat tiga tahun sejak gelas terakhir itu, ia tak lagi menyentuh alkohol. Lingkungan lamanya telah ia tinggalkan. Setiap langkah kecil yang ia tapaki di tanah lapang, saat berjalan pagi, adalah bukti bahwa Tuhan memberinya kesempatan kedua.

Ia pun berkisah bahwa lima temannya mengalami nasib serupa. Ada yang kehilangan penglihatan, bahkan ada yang meninggal di usia muda. Cerita itu menjadi pengingat bahwa hidup adalah pilihan. Dan Pak Gundul telah memilih untuk bangkit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages