Menghalau Dinginnya Sang Embun dengan Kehangatan Api Unggun

Menghalau Dinginnya Sang Embun dengan Kehangatan Api Unggun

_Oleh : Purwanto_

Kabupaten Malang : Suasana malam (27/10 / 24) di Telaga Madiredo, Pujon, benar-benar menyajikan pengalaman yang berbeda, terutama bagi peserta camping yang datang dari berbagai latar belakang, termasuk para terapis dari komunitas Rojas ,  Qi Jawara, Bio Sasak, SYDI. Berada di ketinggian dengan suhu udara yang dingin, mereka memanfaatkan metode sederhana namun efektif untuk mengusir dinginnya embun pagi: api unggun.

Api unggun bukan hanya menjadi sumber kehangatan fisik; ia menyatukan orang-orang yang berkumpul di sekitarnya, berbagi cerita, tawa, dan pengalaman hidup. Terapi kehangatan ini juga menjadi sarana penting bagi para terapis, yang mungkin sehari-hari akrab dengan teknik-teknik penyembuhan yang mengandalkan energi tubuh dan keseimbangan jiwa. Di alam terbuka, api unggun menjadi terapi alami yang tak hanya menghangatkan tubuh tetapi juga mendekatkan hati satu sama lain.

Selain manfaat kehangatan, api unggun juga dimanfaatkan oleh peserta untuk memasak makanan sederhana namun penuh makna, seperti jagung dan singkong. Sambil membakar bahan makanan, suasana kekeluargaan semakin terasa, membawa kita pada momen-momen kebersamaan yang sarat makna dan kenangan.

Camping di Telaga Madiredo bersama api unggun dan kebersamaan, menjadi pengingat bagi kita akan pentingnya menjaga kehangatan, baik secara harfiah maupun kiasan. Kehangatan api unggun bisa menjadi simbol kekuatan persahabatan dan kebersamaan yang mampu menaklukkan dinginnya malam, mengingatkan kita bahwa di balik dingin dan gelapnya malam, selalu ada sumber cahaya dan kehangatan yang dapat ditemukan bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages